Terima kasih kunjunganya di Blog ini, Mari bersama bertumbuh dan semakin dewasa dalam Tuhan Yesus - GBU,..." "

18 Maret 2009

Kematangan vs Ketajaman


(1 Raj. 13: 1-32)

Setiap orang Kristen yang mau melayani Tuhan harus memperhatikan “kematangan” hidupnya, bukan hanya sekedar “tajam dan peka” serta “perkasa” dalam melayani Tuhan.


“Abdi Allah dari Yehuda,” yang tidak disebutkan namanya, bertindak atas perintah Tuhan (ay. 1-2). Jadi ia bukan hanya peka dalam mendengarkan suara-Nya, tetapi juga taat sehingga perkataannya genap (ay. 3-4). Sekalipun demikian, hal itu tidaklah menjamin bahwa ia mengakhiri hidupnya atau tugasnya atau pertandingan dengan baik (ay. 23-25). Ingat, bagaimana mengakhiri pelayanan dan hidup ini lebih menentukan daripada bagaimana mengawalinya (2 Tim. 4: 7-8).


Seorang yang melayani karena perintah Tuhan dan menaatinya serta bergerak di dalam dinamika Roh, pasti akan menghasilkan perkara ajaib di dalam pelayanan (ay. 3-5). Namun demikian, hal itu bukanlah ukuran kematangan seseorang. Kematangan seseorang akan menentukan cara pandang dan diagnosa yang benar. Abdi Allah ini hanya memperhatikan faktor “senioritas dan posisi” sebagai seorang nabi (ay. 18). Belum matangnya abdi Allah ini dalam kehidupan membuat ia tidak dapat membedakan roh yang berbicara dalam diri seseorang.


Jadilah seorang hamba Tuhan yang tajam dan matang! Rasul Paulus menasihati Timotius agar tidak hanya tajam dalam karunia dan kuasa (1 Tim. 4: 14), tetapi juga matang sebagai seorang pelayan Tuhan. Hal itulah yang dapat menyelamatkan dirinya sendiri dan semua orang yang mendengarkan pengajarannya (ay. 16).


Apakah anda memiliki ketajaman (kepekaan) dan sekaligus matang dalam Dia?



From: Nafiri Gabriel
Subject: Email Inspirasional dari Pdt. Leonardo A. Sjiamsuri